Perasaan itu, perasaan ilang kesadaran, perasaan yang begitu kita sadar, kita terkejut dan kaget bukan kepalang. Takut menjalar di sekujur tubuh. Karena kita ga kontrol apa yang udah kita lakuin sebelumnya.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wassala bersabda, sesungguhnya tidur itu adalah saudaranya mati. Gw bayangin, itu hanya terlelap sebentar, bagaimana yang agak lama, apa hasilnya. Bagaimana jika ketika tidur gw ga bangun lagi. Ketika tau2 ada malaikat yang mengambil nyawa gw, disaat gw ga siap sama sekali. Akan teramat sangat mengerihkan lagi. Alhamdulillah Allah masih teramat sayang sama gw. Masih dikasih kesempatan untuk bisa bangun.
Ada 1 buku yang bagus banget, judulnya perjalanan ruh sesudah mati. Bagaimana ruh orang2 beriman ketika dicabut, bagaimana perjalanan sesudahnya, lalu dibandingkan dengan proses pencabutan ruh orang2 kafir dan perjalanannya.
Kematian adalah waktu dimana hilang semua kesempatan kita untuk mengumpulkan amal kebaikan, hal yang jadi bekal kita di akhirat nanti. Disaat pintu taubat tertutup, disaat tidak ada lagi tempat kita bergantung, terpisah dari sahabat dan orang2 yang terdekat, sendiri, kita mempertanggung jawabkan apa yang sudah kita lakukan di dunia ini.
Dan lebih parahnya lagi, waktu kematian kita, ga bisa kita prediksikan. Ada yang sedang baca qur'an meninggal, ada yang sedang sholat meninggal, Subhanallah, semoga akhir hidup gw dalam keadaan khusnul khatimah. Aamiin. Ada pula yang meninggal di meja judi, atau sedang berzina, atau sedang korupsi. Naudzubillah tsumma naudzubillah.
Bayangin ketika kita meninggal. Disaat Malaikat bertanya kepada kita siapa Tuhan kamu, Apa agamamu, Siapa Nabimu, dan kita ga bisa jawab itu semua. Disaat banyak perbuatan buruk yang kita lakukan, dan semua perbuatan buruk itu menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan dan menjijikkan dan terus berada disamping kita, menyiksa kita sampai tibanya hari pengadilan nanti.
Disaat kita ga bisa berteriak lagi meminta tolong kepada siapapun, ga ada lagi unsur KKN, semuanya dipertanggungjawabkan sendiri. Sendiri...ituh mengerihkan. Sendiri dalam arti yang sebenarnya.
Alam kubur adalah pintu gerbang nasib kita di akhirat nanti. Jika nikmat kubur yang kita dapat, meyakinkan kita surga lah balasan kita nanti, sementara jika siksa kubur. Berharaplah kita ga selamanya di neraka. Karena azab neraka adalah azab yang paling mengerihkan yang jauh dari bayangan kita, begitu juga nikmat tinggal di surga. Kenikmatan yang belum pernah kita liat dan rasakan sebelumnya.
Banyaknya gambaran2 tentang siksa di neraka di dalam Al-Qur'an seharusnya cukup membuat kita takut dan berlindung kepada Allah darinya.
Benar ternyata, cukuplah kematian sebagai sebaik2 nasihat. Nasihat agar kita ingat tujuan hidup kita, nasihat agar kita tidak mengejar dunia dan melupakan akhirat, nasihat agar kita mengendalikan hawa nafsu kita dan ga berbuat zolim sama diri sendiri dan orang lain. Nasihat agar menjadikan kehidupan dunia sebagai ladang untuk mengumpulkan tabungan pahala untuk akhirat kita kelak. Nasihat agar tidak silau dengan kemewahan dunia yang jika dibandingkan dengan kenikmatan surga, tidak ada apa2nya. Nasihat agar kita menyiapkan bekal dengan sebaik2nya, karena di akhirat nanti, jangankan untuk beribadah & bertobat, menangis pun kita ga akan sempat, apalagi bertanya ke kanan & ke kiri.
"Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya, dan isterinya dan saudaranya, dan kaum familinya yang melindunginya (di dunia).Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya. Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergolak", QS. Al Maarij : 11-15
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" (Surah Al-An'Am ayat 32)
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui." (Surah Al-Ankabut ayat 64)
“Kebahagiaan di kampung akhirat itu Kami sediakan hanya bagi mereka yang tidak suka menyombongkan diri dan melakukan kerusakan di muka bumi. Dan kesudahan yang baik itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa”. (Surah al-Qashash ayat 83)
Allahumma inni a'udzubika min 'adzabinnaar, wa a'udzubika min adzabil qubr. Rabbana aamanna faghfirlana wa qina adzabannar. Aamiin Allahumma Aamiin.
Hadist Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam, “Mereka telah menyegerakan kesenangannya sekarang juga; sebuah kesenangan yang akan cepat berakhir. Kita adalah kaum yang menangguhkan kesenangan kita untuk hari akhir. Perumpamaan hubunganku dengan dunia seperti orang yang bepergian pada musim panas. Ia berlindung sejenak di bawah pohon, kemudian berangkat dan meninggalkannya.”
No comments:
Post a Comment