Monday, June 25, 2012

Hasad

Hari sabtu kemaren gw denger ceramah di radio rodja oleh ust. Abu Muhsin Firanda. Somehow gw selalu suka denger ceramah2 beliau karena ketika beliau berceramah, begitu bersemangat, kadang di selipi humor2 segar dan begitu ingin supaya pendengarnya tertarik. Isi materinya pun berbobot. Beliau sering membawakan shirah nabawiyah dan ketika bercerita, seolah2 kita ada di dalam kisah tersebut.

Back to materi yang dibawakan hari sabtu kemarin tentang hasad & dengki. Gw cuma mo ngulang apa yg beliau bilang...sebagai pengingat juga buat gw supaya berhati2 dari 2 sifat buruk inih. Beliau bilang - inih sangat menarik - bahwa dosa yang pertama di buat dibumi adalah karena hasad, begitu juga dosa pertama yg dibuat dilangit, juga karena hasad.

Di bumi, qabil membunuh habil karena hasad, kurban habil di terima Allah swt, sedangkan kurbannya tidak. Itu karena qabil memberikan hasil panen yg jelek sebagai kurban, sedangkan habil memberikan hewan terbaik yang dia punya. Sedangkan di langit, iblis laknatullah hasad terhadap nabi Adam as karena nabi Adam as diciptakan langsung dengan tangan Allah sedangkan iblis ga, dan iblis diperintahkan untuk sujud kepada nabi Adam as. Karena hasadnya sudah memasuki jiwanya, dia menolak dan membangkan terhadap Allah swt, padahal sebelumnya dia adalah termasuk jajaran hamba2 Allah swt yang mulia, sejajar dengan malaikat.

Disinih menarik, karena begituh mengerihkannya hasad inih, dan yang lebih seram adalah, sifat inih ada dalam setiap jiwa manusia. Kata ustad firanda, hasad ituh ada tingkatan2 nya. Pertama dan yang paling parah adalah supaya kenikmatan yang diterima oleh orang lain ituh hilang dari orang tersebut, dan dia tidak berpikir untuk memiliki kenikmatan tersebut untuk dirinya. Yang dia inginkan hanya kenikmatan seseorang yang dia hasadi lenyap.

Seperti kasus iblis diatas, dia tidak perduli kalau dia harus diusir dari langit dan menjadi penghuni neraka selamanya di akhirat nanti, yang penting dia bisa mengeluarkan nabi Adam as dari surga. Hasadnya iblis bukan semata ke nabi Adam as saja, tapi terus sampai ke anak cucu beliau. Hasad jenis inih teramat parah. Karena jenis inih, bukan hanya ke seseorang itu saja, tapi melebar ke semua org yang berhubungan baik dengan orang yang di hasadi nya tersebut.

Hasad jenis kedua adalah, ingin kenikmatan lenyap dari seseorang dan pindah ke dia. Inih juga parah, tapi ga separah yang diatas. Karena begitu kenikmatan orang itu pindah ke dia, yah udah, selesai hasadnya.

Yang ketiga itu, hampir sama dgn yang diatas, tapi bedanya di awal ajah. Contoh ginih, ada 2 orang pedagang buku. Lalu ada pembeli datang ke pedagang buku A, si B yang hasad sama dia berharap supaya si pembeli itu ga beli bukunya, hanya liat2 saja, supaya si A ga dapat keuntungan, sama seperti si B. Jadi dia ga ingin nasib orang yang di hasadi ituh lebih baik dari dia. Maunya yah nasib mereka ituh sama.

Ketiga hasad diatas, semuanya berdosa dimata Allah. Hasad yang terakhir inih, bisa bernilai pahala, bisa juga berdosa. Misalnya, si A hasad dengan si B. Lalu ada si C ngobrol dengan si A, menceritakan keburukan si B. Si A akan mendapat pahala jika dia melawan rasa hasadnya ini dan mengingatkan si C kalau si B ini bukan orang yang buruk, dan dia memuji si B. Dia tidak menunjukkan rasa hasadnya, tapi melawan sekuat tenaganya.

Akan bernilai dosa misalnya, dengan kasus yang sama dengan diatas, dan si A baik dia ikut terbakar rasa hasad akhirnya membongkar semua aib si B, atau dia diam saja, tidak membela si B. Kenapa diam saja ikut berdosa ? karena ada hak setiap muslim atas muslim lainnya. Karena setiap muslim ituh bersaudara. Jadi ketika ada yang menceritakan keburukan seorang muslim, dia harus membelanya.

Secara teori si gampang, tapi prakteknya Masya Allah..... susah banget ngelaksanainnya. Tapi ada 1 kata dari ustad Firanda yang bener2 ngebekas di hati gw. Jika kita tidak suka dengan kenikmatan yang Allah berikan kepada orang lain, itu berarti kita tidak menerima ketetapan Allah. Jika misalnya kita berkata....dia yang kerjanya cuma kayak gitu dapet rejeki banyak, sedangkan saya yang kerja mati2an masih tetep kayak gini ajah. Ituh termasuk hasad. Ituh termasuk yang tidak menerima ketetapan Allah.

In the end, kita harus sadar, rejeki orang ituh udah di atur sama Allah sesuai kadarnya masing. Selain harus ikhlas menerima, kita juga harus berpikir, dimana letak kesalahan kita. Karena sesuai firman Allah, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, jika kaum itu tidak berusaha mengubahnya. Mungkin hati kita kurang ikhlas dan sibuk hasad kepada orang lain, sehingga tidak sadar, kalau begitu banyak kesempatan yang Allah berikan yang terbuang sia2. Mungkin kita kurang berusaha dari sisi lain. Akan ada seribu kemungkinan yang bisa kita gali, tapi apapun ituh...yakinlah kalau Allah sudah mentetapkan yang terbaik untuk kita, karena Allah sudah berjanji.... Inna ma'al usri yusra - dibalik setiap kesusahan, ada kemudahan.

Wa Innallah laa yukhlifull mii'aad - Dan Sesungguhnya Allah tidak pernah menyalahi janji.